METAPHORIC EXPRESSIONS IN BETANDAK: A PRAGMATIC PERSPECTIVE
Abstrak
Setiap kelompok masyarakat memiliki tradisi unik yang berbeda dari tradisi yang ada dalam kelompok masyarakat yang lain. Tradisi tersebut bisa berbentuk lisan, aksi, atau artefak.hal itu tegantung pada tipologi masyarakat; sikap hidup, kepercayaan, reaksi terhadap lingkungan dan warisan leluhur. Masyarakat Pujut memiliki tradisi lisan betandak yang unik karena hanya ada di Pujut dan tidak ditemukan di daerah lain. Dalam beberapa bagian dari liriknya, tandak diungkapkan secara metaforik. Kata yang digunakan berbentuk sindiran sehingga terkadang sulit dimengerti. Untuk menangkap pesannya, sangat diperlukan adanya penelitian untuk mencari jawaban tentang bentuk, makna dan signifikansinya bagi masyarakat. Dalam kaitannya dengan fenomena sosial dari betandak, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang melibatkan praktik interpretatif untuk membuat fenomena itu mudah dimengerti. Praktik tersebut mengubah fenomena di dalamnya menjadi representatif yang mencakup catatan lapangan, wawancara, diskusi, gambar, rekaman dan memo. Nomenklatur tandak tidak pernah menjadi perhatian masyarakat Pujut. Ketiadaan konsep nomenklatur menyediakan jalan bagi bagi masyarakat untuk memciptakan nama yang sejauh ini dikelompokkan menjadi tiga kategori; Musiman, Ruang, dan peristiwa.
Kata Kunci: Betandak, Metafora, Bentuk, Makna, Signifikansi